SELAMAT HARI RAYA IDUL ADHA 1432H MOHON MAAF LAHIR & BATHIN

News

Makin Sejahtera, PNS Naik Haji Meningkat

Hasil survei kepuasan haji 2010 menunjukkan pegawai swasta mendominasi jumlah jemaah haji.

Senin, 8 Agustus 2011, 13:09 WIB
Syahid Latif, Iwan Kurniawan
VIVAnews - Hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa profil jemaah haji setiap tahun semakin membaik. Temuan ini mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia semakin membaik.
Bahkan, temuan BPS menunjukkan, pada 2010 terjadi peningkatan jumlah pegawai negeri sipil (PNS) yang berkesempatan menunaikan ibadah haji dibandingkan 2000.
Kepala BPS, Rusman Heriawan, menjelaskan hasil Survei Kepuasan Jemaah
Haji 2000 menunjukkan 17,61 persen pekerjaan jemaah haji didominasi oleh petani. Namun, pada survei Jemaah Haji 2010 terjadi perubahan, di mana sektor swasta mendominasi jemaah haji sebesar 23,14 persen.

"PNS juga semakin sejahtera, pada tahun 2000 hanya 13,08 persen sekarang mencapai 17,52 persen," kata Rusman Heriawan di kantor BPS, Jakarta, Senin 8 Agustus 2011.

Menurut Rusman, dari tingkat pendidikan juga terjadi perbaikan. Pada survei 2000, jemaah haji dikuasai oleh orang yang buta huruf dan tidak tamat sekolah dasar (SD) dengan porsi 46,40 persen. Namun, pada survei 2010, jemaah haji yang tidak tamat SD relatif kecil.

"Ada nominalnya, namun kecil dan bisa diabaikan. Kebanyakan jemaah haji sekarang minimal lulus SD sebesar 35,98 persen," jelasnya.

Rusman juga sempat menceritakan pengalamannya sewaktu naik haji pada 1993. Pada waktu itu Indonesia selalu sulit untuk memenuhi kuota haji yang diberikan oleh pemerintah Arab Saudi, sehingga pemerintah Malaysia merayu untuk memberikan sisa kuota Indonesia kepada Malaysia.

"Sekarang ini jumlah jemaah haji mencapai 211 ribu dan pemerintah Indonesia selalu meninta menambah kuota. Sekarang ini haji modelnya seperti membeli mobil, bisa indent hingga 11 tahun," katanya.

Hal ini, lanjut Rusman, membuktikan bahwa perekonomian Indonesia semakin membaik. Bagi masyarakat yang masuk dalam daftar tunggu haji, biasanya mengalihkan untuk melaksanakan ibadah umroh, sehingga orang yang naik haji biasanya lebih mapan. (art)
• VIVAnews

 >>> Rumah Senyum Indonesia "Berbagi dan Menginspirasi untuk senyum Indonesia"

Hatta: IPO BUMN Topang Laju Bursa

Namun, penawaran saham perdana perusahaan BUMN tersebut tidak akan dilakukan tahun ini.

Senin, 8 Agustus 2011, 13:10 WIB
Antique, Harwanto Bimo Pratomo
VIVAnews - Pemerintah mendukung perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar menawarkan saham ke publik. Hal itu untuk mengatisipasi keluarnya arus modal yang telah masuk ke Indonesia, akibat ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Menurut Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa, langkah perusahaan BUMN melakukan penawaran saham perdana atau IPO akan berimbas positif pada penguatan bursa Tanah Air yang saat ini sedang dilanda sentimen negatif bursa global maupun regional.

"Semakin banyak yang IPO, semakin bagus," ujarnya saat ditemui usai rapat membahas 'ASEAN Fair' di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin 8 Agustus 2011.

Namun, ketika ditanya IPO BUMN akan dilakukan tahun ini, Hatta mengatakan tidak. Menurutnya, perusahaan-perusahaan BUMN atau perusahaan lain yang mengagendakan IPO tahun ini sebaiknya mematangkan persiapannya lebih dulu.

"Jadi, ini tahun persiapan dari beberapa BUMN yang akan IPO seperti Semen Baturaja, kemudian persiapan BUMN dan perusahaan-perusahaan besar lain. Mereka juga sedang melakukan persiapan," tuturnya. (eh)
• VIVAnews
 
>>> Rumah Senyum Indonesia "Berbagi dan Menginspirasi untuk senyum Indonesia" 

Harga Minyak Tenggelam di Bawah US$84
Harga minyak mentah jatuh di bawah US$ 100 sejak bulan lalu, dan dari US$115 pada Mei.
Senin, 8 Agustus 2011, 14:09 WIB
Hadi Suprapto
VIVAnews - Harga minyak tenggelam di bawah US$84 per barel, Senin 8 Agustus 2011, setelah Standard & Poor menurunkan peringkat kredit AS.
Benchmark minyak untuk pengiriman September turun US$3,27 ke US$83,61 per barel pada tengah hari waktu Singapura di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Minyak mentah naik 25 sen dan bertengger di US$86,88.

Di London, minyak mentah Brent turun US$2,46 menjadi US$106,91 per barel di bursa ICE Futures.

Harga minyak mentah jatuh setelah Standard & Poor Jumat lalu mengumumkan menurunkan rating utang AS satu tingkat dari AAA menjadi AA+. Investor khawatir penurunan peringkat ini membuat perekonomian global sulit bangkit.

Catatan Associated Press, harga minyak mentah telah jatuh dari US$ 100 pada bulan lalu, dan dari US$115 pada Mei. "Ketakutan terhadap melonjaknya utang negara kunci menjadi satu sentimen yang membawa harga minyak turun tajam," kata Barclays Capital, dalam laporan hari ini.

Pedagang minyak mentah sering melihat harga saham sebagai barometer kepercayaan investor secara keseluruhan, dan harga minyak Senin ini turun mengikuti indeks saham di Asia.

Meskipun resesi AS menghantui, beberapa analis memperkirakan, pertumbuhan ekonomi global tetap kuat, sehingga harga minyak pun bisa naik. Goldman Sach merekomendasikan kepada investor agar tetap membeli minyak Brent untuk pengiriman Desember, karena harganya bisa mencapai US$130 pada tahun depan.

"Kami mempertahankan bahwa pasar komoditas akan terus menguat selama pertumbuhan ekonomi global positif," kata Goldman Sachs dalam sebuah laporan.

Pada perdagangan Nymex lainnya, untuk kontrak September, minyak pemanas turun 6,2 sen menjadi US$2,88 per galon, bensin turun 6,5 sen menjadi US$2,74 per galon, dan gas alam berjangka turun 5,0 sen menjadi US$3,89 per 1.000 kaki kubik. (umi)
• VIVAnews
10 Pos Pengeluaran Pengeruk Kantong (I)
Sebanyak 10 pengeluaran tercatat sebagai penyebab menipisnya simpanan masyarakat.
Jum'at, 20 Mei 2011, 06:08 WIB
Syahid Latif
VIVAnews - Di tengah perekonomian yang melambat serta ancaman resesi, masyarakat Amerika Serikat (AS) kini mulai mengatur ulang pengeluarannya sehari-hari.

Laman money.cnn.com, Kamis, 19 Mei 2011 menilai, setidaknya ada 10 pos pengeluaran yang selama ini bisa menggerogoti keuangan masyarakat AS. Pengeluaran tersebut umumnya tidak terlalu penting namun seringkali tidak disadari masyarakat.

Walau informasi ini berkaca dari pengeluaran masyarakat AS, namun dengan perekonomian dunia yang semakin seragam, kondisi di negara maju ini bisa dijadikan acuan bagi masyarakat di tanah air untuk lebih bijak dalam membelanjakan uangnya.

Inilah 10 pengeluaran yang sebenarnya memboroskan uang belanja namun seringkali tidak disadari masyarakat:

1. Biaya ATM

Penggunaan mesin anjungan tunai mandiri (ATM) terdekat dibandingkan dengan bertransaksi di bank atau menggunakan ATM milik bank tempat menyimpan dana, diperkirakan menelan biaya pengeluaran sekitar US$5 (Rp45 ribu). Bank biasanya mengenakan biaya untuk jaringan dan mesin ATM juga mengenakan biaya sendiri.

ATM milik bank tempat nasabah menyimpan dana biasanya tidak akan mengenakan biaya sepeser pun.

"Anda bisa mengisi tanki kendaraan dengan menggunakan tabungan," kata Gary Thurber, assistant director of community relations at Consumer Credit Counseling Service of New York. Thurber telah menangani nasabah yang menggunakan 5-10 transaksi di ATM yang bukan fasilitas dari bank tempat nasabahnya menabung. Kalau dihitung, pengeluaran untuk transaksi nasabah ini bisa mencapai US$40 (Rp360 ribu) atau hampir US$500 (Rp4,5 juta) per tahun.

2. Tiket lotere


Para pembeli tiket lotere sebenarnya menyadari bahwa mereka lebih banyak disambar halilintar dibandingkan memenangkan hadiah lotere. Namun hal itu tidak menghentikan mereka membeli tiket lotere tersebut.

North American Association of State and Provincial Lotteries mencatat sepanjang tahun 2010, lebih dari US$70 miliar (Rp630 triliun) uang masyarakat digunakan untuk membeli tiket. Dari uang tersebut, hanya US$38 miliar (Rp342 triliun) yang berhasil memperoleh hadiah.

Thurber mengatakan, banyak nasabahnya yang menghabiskan sekitar US$10-20 (Rp90.000-180.000) per minggu untuk membeli tiket lotere atau sekutar US$520-1.240 (Rp4,68 juta - Rp11,16 juta) per tahun. Hingga kini, belum ada satupun nasabahnya yang berhasil memenangkan jackpot dari lotere tersebut.

3. "Ngopi"

Menghabiskan sedikit dari uang untuk membeli kopi di sebuah kedai kelihatannya memang murah. Namun jika dibayangkan, uang yang dibayarkan untuk membeli kopi sebenarnya bisa disimpan seluruhnya dan diganti dengan menikmati kopi di rumah.

Data mint.com menunjukan, warga AS tercatat menghabiskan rata-rata US$8,43 (Rp75.870) setiap kali mereka membeli kopi di toko. Dengan total minuman berkafein yang diminum rata-rata sebanyak 46 kali pada tahun lalu, pengeluaran untuk kegiatan "ngopi' ini bisa mencapai US$385,97 (Rp3,23 juta) per tahun.

Untuk peminum harian, pengeluaran untuk kegiatan ini bisa mencapai ribuan dollar. Thurber kembali mengatakan bahwa nasabahnya menghabiskan tidak kurang dari US$4 (Rp36 ribu) untuk secangkir kopi setiap hari kerja, atau sebulan mencapai US$80 (Rp720 ribu). Jika dihitung selama setahun, pengeluaran mereka bisa mencapai US$1000 (Rp9 juta).

"Hal ini semakin menunjukan pada nasabah ini bahwa mereka akan kesulitan membayar tagihan kartu kredit dan membantu mereka menyadari bahwa inilah saatnya untuk membuat perubahan," katanya.

4. Rokok

Tidak hanya buruk untuk kesehatan, rokok juga menjadi penyakit kanker untuk pengeluaran.

U.S. Centers for Disease Control and Prevention mencatat warga AS menghabiskan tidak kurang dari US$80 miliar (Rp720 miliar) per tahun untuk membeli rokok.

Thurber mengatakan banyak nasabahnya menghabiskan US$70 (Rp630 ribu) per minggu atau US$280 (Rp2,52 juta) per bulan untuk sebungkus rokok. Salah seorang nasabahnya akhirnya memutuskan untuk berhenti merokok begitu mengetahui bahwa dia sebetulnya bisa menyimpan uang sebesar US$320 (Rp2,88 juta) per bulan.

5. Belanja lewat teleshoping

Beberapa promosi yang dilakukan lewat tayangan informersial (teleshoping) seringkali memikat konsumen dan menganggap bahwa transaksi mereka menguntungkan.

Electronic Retailing Association mencatat industri infomersial telah mendatangkan keuntungan hingga US$400 miliar (Rp3.600 triliun) per tahun. Namun bukan rahasia lagi, banyak barang-barang yang dibeli akhirnya hanya menjadi barang usang karena tidak pernah digunakan.

Lagi-lagi Thurber mengungkapkan salah seorang kliennya menghabiskan US$200 (Rp1,8 juta) per bulan untuk membeli produk dari tayangan infomersial.
• VIVAnews 

>>> Rumah Senyum Indonesia "Berbagi dan Menginspirasi untuk senyum Indonesia"

Lifting Minyak Masih Jauh dari Target
Realisasi produksi lifting minyak hingga April baru mencapai 869 ribu barel per hari.
Kamis, 19 Mei 2011, 20:20 WIB
Hadi Suprapto, Ajeng Mustika Triyanti
VIVAnews - Realisasi produksi minyak siap jual atau lifting hingga April 2011 baru mencapai 868,9 ribu barel per hari. Angka ini masih jauh dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebesar 970 ribu barel per hari. Realisasi ini juga lebih rendah 7,7 persen dibandingkan lifting April 2010 yang mencapai 960,4 ribu barel per hari.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengungkapkan realisasi lifting rata-rata Januari sampai April 2011 itu mencapai 868,9 ribu barel. Sedangkan rata-rata Desember-April mencapai 886,1 ribu barel. "Belum mencapai 970 ribu barel per hari," kata Bambang di Jakarta, Kamis 19 Mei 2011.

Lebih lanjut Bambang mengatakan, kendala yang dihadapi adalah penurunan produksi secara natural. Kondisi ini disebabkan lapangan minyak yang tua. Sumur-sumur tua ini, menurut dia, produktivitasnya sudah tidak optimal.

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan, untuk mendorong lifting, Kementerian Keuangan memberikan insentif, utamanya bagi eksplorasi-eksplorasi baru dan eksplorasi geothermal. "Kita tidak boleh mengandalkan dari energi fosil saja, karena tidak cukup memenuhi seluruh kebutuhan energi di Indonesia," kata Anny. (sj)
• VIVAnews 

>>> Rumah Senyum Indonesia "Berbagi dan Menginspirasi untuk senyum Indonesia"

Boediono: Indonesia Bisa Contoh Korea
Korea membangun industri baja pada 1960-an.
Kamis, 19 Mei 2011, 19:18 WIB
Nur Farida Ahniar, Aries Setiawan
VIVAnews - Wakil Presiden Boediono mengatakan Indonesia bisa mencontoh Korea dalam membangun industri baja. Industri baja merupakan salah satu unsur utama dari industrialisasi.

Boediono mengatakan hal itu pada saat mengunjungi PT Krakatau Steel di Cilegon. Paginya, Boediono mendengarkan kuliah umum profesor Ha-Joon Chang di Istana Negara.
Kuliah umum itu, kata Wapres, menceritakan mengenai peran industri baja dalam rangka industrialisasi di suatu negara. Salah satu contohnya Korea yang pada tahun 1960-an membangun industri baja dan akhirnya menjadi basis ujung tombak dari industrialisasi negara.

"Itu yang sampai sekarang kita tahu hasilnya sangat baik. Jadi baja memang salah satu unsur utama industrialisasi" ujarnya di Cilegon, Kamis, 20 Mei 2011.

Ia berharap kerjasama antara Krakatau Steel dengan The Pohang Iron and Steel Company (POSCO) yang sudah mulai bergulir dapat memajukan industri baja.
Pemerintah  akan memberikan dukungan untuk memajukan industri baja."Masih ada hal-hal yang perlu kita laksanakan dalam waktu satu dua tahun ke depan, termasuk insentif dan macam-macam" ujarnya,

Boediono optimis pemerintah bisa meningkatkan kapasitas industri baja dari hulu hingga ke hilir seperti yang ada di Krakatau Steel. "Jadi ini yang kita inginkan industri baja yang punya akar, dan kita punya semuanya, energi, batu bara, bijih besi kita punya" katanya.
• VIVAnews

>>> Rumah Senyum Indonesia "Berbagi dan Menginspirasi untuk senyum Indonesia"

Elnusa Gugat Bank Mega
"Jika terjadi apa-apa kami masih memiliki cadangan biaya operasional."
Kamis, 19 Mei 2011, 19:15 WIB
Hadi Suprapto, Harwanto Bimo Pratomo
VIVAnews - PT Elnusa Tbk resmi mengajukan gugatan perdata terhadap Bank Mega di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu, 18 Mei 2011. Gugatan dengan nomor 284/PTD/2011 ini terkait kasus pembobolan dana milik Elnusa di Bank Mega Cabang Bekasi-Jababeka, Cikarang, senilai Rp111 miliar.

Kuasa Hukum Elnusa, Dodi S Abdulkadir, mengaku sudah menyiapkan beberapa alat bukti dalam persidangan, di antaranya surat bukti transfer pembukaan rekening deposito berjangka dan hasil Pusat Laboratorium Forensik Polda Metro Jaya terkait keaslian tanda tangan.

"Pak Baharrudin Jafar [Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya] menyatakan kalau tanda tangan itu palsu, lalu kenapa bisa dicairkan," kata dia usai Rapat Umum Pemegang Saham PT Elnusa di Gedung Elnusa, Jakarta, Kamis 19 Mei 2011.

Lebih lanjut dia menjelaskan, perusahaan tidak menutup kemungkinan menghadirkan saksi ahli perbankan dalam mendukung asumsinya. "Kami akan melihat kebutuhan dalam persidangan," katanya.

Kasus pembobolan dana ini menurut Direktur SDM dan Umum Elnusa, Lucy Sycilia, tidak mengganggu aliran dana oprasional Elnusa saat ini. Sebab dana yang terdapat di Bank Mega itu merupakan dana cadangan.

Mengapa Elnusa mengalokasikan dana sebesar itu sebagai cadangan? Dia mengatakan, dana itu sebagai cadangan dalam tiga bulan, khususnya apabila terjadi satu hal yang tidak terduga. "Jika terjadi apa-apa kami masih memiliki cadangan biaya operasional," katanya.

Elnusa juga memutuskan memberhentikan Direktur Keuangan, Santun Nainggolan, karena saat ini berada dalam penahanan kepolisian. Komisaris Utama Elnusa, Waluyo, menjelaskan alasan pemecatan Santun. Menurut dia, agar kinerja Elnusa tidak terganggu dan Santun dapat menjalankan pemeriksaan dengan lancar. "Kegiatan Elnusa harus jalan terus," ujarnya.
• VIVAnews
Google Translate
Arabic Korean Japanese Chinese Simplified Russian Portuguese
English French German Spain Italian Dutch